http://adf.ly/1L9xpp

Sabtu, 21 Mei 2011

Organisasi Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah suatu jenis industri yang memproduksi atau mengolah suatu bahan dan menjadikannya suatu barang baru. Dalam proses produksi ini biasanya menggunakan alat dan teknologi. Karena itulah banyak yang berpendapat bila industri atau perusahaan jenis ini selalu dinamakan pabrikasi. Maka dari itu bagan atau bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur merupakan alur dari suatu proses produksi barang.


Bagian Struktur Organisasi Perusahaan Manufaktur

Biasannya struktur organisasi perusahaan manufaktur yang terpenting terdiri dari beberapa bagian yang diantaranya adalah :
1. Kepala atau pimpinan
Ini adalah struktur organisasi perusahaan manufaktur yang tertinggi. Bagian ini merupakah pihak yang bertanggung jawab terhadap segala bentuk operasional atau berjalannya roda perusahaan.

2. Bagian penyediaan bahan
Sebelum melakukan proses produksi tentu harus disediakan bahan yang diperlukan. Maka bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur inilah yang bertanggung jawab terhadap tugas ini. Mulai dari bahan dasar atau pokok serta bahan tambahan untuk melakukan produksi semua di bawah kendali bagian ini.

3. Bagian alat produksi
Ini juga merupakan bagian dari struktur organisasi perusahaan manufaktur yang cukup penting peranannya. Tugasnya adalah menyediakan serta memelihara keawetan alat atau mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Dan bukan hanya menyediakan, mereka yang masuk bagian ini juga punya tanggung jawab bila ada alat produksi yang mengalami kerusakan atau gangguan.

4. Bagian keuangan
Bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur yang satu ini punya tanggung jawab terhadap keuangan untuk operasional perusahaan. Tugasnya tentu saja adalah mengatur manajemen keuangan mulai dari belanja rutin untuk produksi dan keperluan perusahaan yang lain.

5. Bagian produksi
Ini merupakan bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur yang sangat vital. Karena hampir 80% kegiatan dari perusahaan manufaktur berfokus pada kegiatan produksi. Untuk itulah bagian produksi ini biasanya juga masih terbagi lagi dalam beberapa sub bagian. Misalnya :


• Bagian pra produksi
Bertugas menyiapkan bahan yang dibutuhkan dan telah disediakan oleh bagian penyediaan bahan.
• Bagian produksi
Bagian ini tugasnya adalah melakukan proses produksi yang merubah suatu bahan menajdi barang jadi yang siap untuk digunakan.
• Bagian kontrol kualitas
Tugas dari bagian ini adalah melakukan pengecekan apakah barang hasil produksi mereka telah sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan atau sesuai dengan pemesanan dari konsumen.
• Bagian paska produksi
Bagian ini biasanya juga masih terdiri dari sub bagian lagi. Misalnya bagian pengepakan, penyimpanan dan lain lain.
6. Bagian personalia
Seperti pada perusahaan yang lain, bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur ini juga bertugas memanajemen atau mengatur para tenaga kerja. Tugasnya adalah menempatkan karyawan sesuai dengan keahlian yang dikuasai atau dimiliki. Selain itu produktifitas tenaga kerja juga menjadi tanggung jawab dari bagian ini.

7. Bagian penjualan
Meski tidak ikut dalam proses produksi, namun bagian dari struktur organisasi perusahaan manufaktur ini juga punya pengaruh yang besar terhadap kemajuan perusahaan. Karena dari bagian inilah hasil produksi perusahaan bisa dijual atau dipasarkan.

Sejarah manufaktur
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagai berikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service

Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Dengan demikian akan ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga jurusan tersebut (overlapping).

Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya menjadi bagian dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian banyak bidang ilmu di kedua jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan teknik manufaktur.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan produk lainnya - dibangun dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur hidupnya.

Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Manufaktur

Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901.
Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda?
Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik.
Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?
Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip.
Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu negara.
Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana teknik manufaktur masih terbentang luas.
Tipe dan struktur organisasi
Pengorganisasian Kegiatan Produksi Dalam Sebuah Industri Manufaktur.
Pembahasan tidaklah berkaitan dengan struktur organisasi produksi yangsecara jelas umumnya mengambil tipe struktur organisasi lini dan staff melainkan akan menyangkut langkah-langkah pembuatan produk.
Langkah-langkah dalam siklus manufaktur bisa berbeda-beda tergantung dari tipe industri, produk yang dibuat(macam dan jumlah), skala industri, dan atau gaya manajemen yang diaplikasikan. Secara umum, fungsi aktifitas yang tetap ditunjukan dalam bagan siklus manufaktur akan sering dijumpai dalam sebuah industri manufaktur dalam membuat produk.

Penjualan dan Pemasaran.
Perintah untuk melaksanakankegiatan produksi untuk mengolah material menjadi sebuah produk yang diinginkan umumnya akan diformulasikan oleh departemen Penjualan dan Pemasaran dari sebuah perusahaan Hal ini akan direalisasikan melalui satu dari tiga cara berikut :
• Pelanggan akan memesan untuk dibuatkan suatu rancangan produk sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya.
• Pelanggan akan membeli satu ataulebih dari produk yang dibuat secara bebas(standard) atau tidak perlu menunggu datangnya pesanan terlebih dahulu.
• Suatu pesanan yang didasarkan pada suatu ramalan kebutuhan dari suatu produk tertentu dimasa yang akan datang. Disini ramalan akan dibuat oleh staf bagian pemasaran yang bekerja secara koordinatif dengan bagian perencanaan dan pengendalian produksi.

Perancangan Produk.
Bilamana produk harus dibuat sesuai dengan spesifikasi khusus yang dikehendaki oleh pemesan, maka disini rancangan produkakan sangat etrgantung atau harus disiapkan oleh kustomer itu sendiri, hal ini bisa dijumpai dalam kasus job order. Sebaliknya bila rancangan produk tersebut merupakan patent atau hak milik maka disini industri manufaktur berkewajiban dan bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkannya.

Teknik Produksi.
Bagian Teknik Produksi dari sebuah industri manufaktur akan memiliki 4 tanggung jawab pokok yaitu :
• Memberikan saran dan rekomendasi teknis bagi departemen perancangan produk (R&D) tentang bisa/mudah tidaknya sebuah rancangan produk pada saat akan diwujudkan.
• Menetapkan langkah-langkah proses produksi yang diperlukan untuk membuat sebuah produk/komponen.
• Menetapkan spesifikasi dan rancangan teknis dari perkakas dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam proses produksi.
• Bertindak sebagai trouble shooting.


Teknik Industri.
Fungsi dari bagian ini adalah untuk menetapkan metoda kerja dan waktu standard untuk setiap altifitas produksi. Maksud dari penetapan metoda kerja disini adalah untuk mendapatkan cara terbaik untuk melaksanakan suatu tugas dan kemudian menstandardkannya. Selain menetapkan metoda kerja dan waktu standard, maka fungsi dan tanggungjawab dari bagian teknin industri menyangkut pula masalah-masalah program pengurangan biaya, perbaikan atau peningkatan produktifitas, studi tentang tata letak fasilitas produksi, proyek-proyek riset operasional dan lain-lain.


Perencanaan Dan Pengendalian Produksi.
Produk yang harus dibuat haruslah diterjemahkan dalam bentuk “master schedule” yang mana secara spesifik master schedule akan memberikan informasi mengenai berapa banyak jumlah unit dari masing-masing produk (komponen) yang harus dibuatkan dan kapan masing-masing harus dikirim.
Selain menyusun master schedule maka tugas dan tanggung jawab lainnya dari bagian ini adalah melaksanakan aktifitas-aktifitas :
• Perencanaan kebutuhan.
• Penjadwalan.
• Penyebaran.
• Ekspedisi (penjadwalan ulang)

Proses manufaktur.
Proses manufakturing merupakan proses untuk merubah bentuk(transformasi) bahan baku menjadi produk jadi.

Pengendalian Kualitas.
Bagian pengendalian kualitas bertanggung jawab untuk menjamian agar supaya kualitas dari produk dan komponen-komponennya bisa memenuhi standard yang telah dispesifikasikan oleh perancangnya.

Pengiriman dan Pengendalian Persediaan.
Langkah terakhir dar siklus manufakturing adalah berupa aktifitaspengiriman (shipping) dan pendistribusian produk langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk tersebut didalam gudang sebagai persediaan (inventory).


Klasifikasi Proses Produksi Berdasarkan Jumlah Produk Yang Dihasilkan.
Dalam kaitannya denga jumlah ataupun volume produksi yang dihasilkan, industri manufakturing dapat diklasifikasikan kedalam 3 tipe yaitu :
• Job Shop Production.
• Batch Production.
• Mass Production.

Job Shop Production.
Job Shop Production seringkali pula disebut sebagai industri yang bekerja berdasarkan pesanan (job order). Disini jumlah atau volume produksi yang dihasilkan seringkali rendah dan umumnya digunakan untuk memenuhi pesanan yang spesifik dan oleh karena itu disini banyak variasi pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh industri semacam ini.

Batch Production.
Industri kategori ini akan membuat produk dalam jumlah atau volume dengan skala medium size. Sejumlah produk dalam hal ini bisa dibuat hanya sekali atau bisa juga diproduksi pada interval waktu tertentu.

Mass Production.
Tipe produksi masal yang diaplikasikan untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar tapi relatif sejenis. Disini cendrung untuk menggunakan mesin dan peralatan produksi yang spesial yang mampu menghasilkan produk dengan laju produksi yang tinggi.


Bergerak dalam bidang
Seiring dengan perkembangan teknologi, di Indonesia telah banyak berdiri sejumlah perusahaan manufaktur yang terus bekerja keras memproduksi barang untuk memenuhi setiap kebutuhan masyarakat Indonesia yang berperan sebagai konsumen.

Perusahaan manufaktur adalah sebuah industri yang bekerja untuk menghasilkan suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, di mana proses produksi dilakukan untuk mengubah bahan baku/mentah menjadi barang jadi atau siap untuk digunakan. Proses produksi itu sendiri dilakukan secara mekanis atau fisik, dan melibatkan sejumlah peralatan modern.

Sampai hari ini, banyak sekali produk olahan yang kita nikmati berasal dari perusahaan manufaktur. Mulai dari makanan, pakaian, maupun barang lain yang memang kita butuhkan sehari-hari. Kita memang tidak bisa lepas dari peran perusahaan manufaktur, di mana mereka berfungsi sebagai produsen dan kita tinggal menikmati hasil akhirnya.

Contoh Perusahaan Manufaktur
Berikut ini adalah beberapa nama-nama perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
• PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Nama Indofood pastilah nama perusahaan manufaktur yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan ini memang masuk ke dalam daftar nama perusahaan di BEI. Sudah sangat banyak produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan ini.

Misalnya beberapa merk mie instan, berbagai makanan ringan atau snack, sampai beberapa merk minuman terkenal di dunia yang produksinya dipercayakan pada perusahaan manufaktur yang satu ini.
• PT. Aqua Golden Mississipi Tbk

Produk minuman Aqua bisa dibilang merupakan produk AMDK (air minum dalam kemasan) yang merajai pasaran di Indonesia. Produk ini sendiri muncul sejak tahun 1973 dan sudah menjadi merk generik untuk produk air kemasan.
• PT. Unilever Indonesia Tbk

Perusahaan manufaktur yang satu ini sebenarnya adalah milik orang Belanda, namun di Indonesia pun produk-produk Unilever bisa ditemukan dengan mudah di toko atau supermarket.
Perusahaan ini menghasilkan banyak jenis produk yang dibutuhkan orang dalam kesehariannya. Misalnya sabun mandi, deterjen, makanan, minuman, bahkan sampai produk-produk kosmetik untuk kecantikan.
• PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk

Perusahaan manufaktur ini bergerak dalam bidang produksi minuman. Merk ini sendiri pastilah sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Perusahaan yang berdiri tahun 1975 ini berpusat di Kabupaten Bandung. Contoh hasil produksinya adalah susu Ultra Milk, Teh Kotak, atau Sari Kacang Ijo.
• PT. Mustika Ratu Tbk

Nama perusahaan manufaktur yang satu ini pasti tidak asing, terutama bagi wanita. Mustika Ratu adalah perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk kecantikan atau kosmetik dan berpusat di Jakarta.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1970 ini telah memproduksi banyak kosmetik dan telah diekspor ke beberapa negara. Produk-produk kecantikan tersebut berupa bedak, pembersih muka, lipstik, dan lain-lain.

MEMBUAT MENU PADA TURBO PASKAL

MEMBUAT MENU PADA TURBO PASKAL


Code program
program imam_perulangan;
uses crt;
var
nama,npm,kls:char;
a,b,t,pil,r,menu:integer;
l:real;
begin
clrscr;
writeln(‘**** menu ***’);
writeln(’1-biodata’);
writeln(’2-deret’);
writeln(’3-segitiga’);
writeln(‘*************’);
write(‘masukkan pilihan anda 1-3′);readln(menu);
writeln;
case menu of
1:begin
writeln(‘masukkan biodata anda’);
writeln(‘nama anda=’);readln(nama);
writeln(‘npm’);readln(npm);
writeln(‘kelas’);readln(kls);
readln;
writeln;
writeln(‘nama anda ‘,nama,’ npm ‘,npm,’ kelas ‘,kls);
end;
2:begin
for a:=1 to 5 do
begin
for b:=1 to a do
begin
write(b,’ ‘);
end;
write(’1′);
writeln;
end;
for a:=5 downto 1 do
begin
for b:=1 to a do
begin
write(b,’ ‘);
end;
writeln;
end;
end;
3:begin
write(‘masukkan alas= ‘);readln(a);
write(‘masukkan tinggi=’);readln(t);
l:=(a*t)/2;
write(‘luas= ‘,l:5:0);
writeln;
end;
else
writeln(‘salah memasukkan data anda’);
readln;
end;
readln;
end.
Analisis logika program :
ALUR LOGIKA:
1. PROGRAM LAT1 ;
Sebuah judul program boleh di gunakan boleh tidak, kalau ingin di gunakan harus sesuai prosedur dengan menggunakan “program nama judul;
2. Uses crt;
Sebuah definisi program boleh di tulis boleh tidak. Biasanya apabila ingin menggunakan menu window seperti clrscr; harus menggunakan uses crt ;
3. Var
Sebuah deklarasi variabel . dimana setiap variable di berikan type datanya dan bentuk datanya dapat berubah ubah contoh :A,b:integer; berarti nilai a sama b adalah bilangan bulat
4. Begin di akhiri dengan end.
Merupakan blok program yang mengandung pernyataan-pernyataan dan intruksi-intruksi baris program yang di buat;
5. Clrscr;
Untuk membersihkan layar dari program sebelumnya;. Setiap penggunaannya harus di definisi program tersebut dengan uses crt; .
6. Writeln(‘*****menu****** ’);
Adalah untuk menampilkan isi program cursornya terdapat di bawah.contoh di atas diminta untuk mencetak ********menu*******
7. Write(‘masukkan pilihan anda 1-3’);
Adalah untuk menampilkan isi program cursornya terdapat di samping .contoh di atas diminta untuk mencetak masukkan pilihan anda 1-3
8. Readln( );
Untuk membaca suatu variable atau program.
9. Case variabel of
Kondisi:begin
statement;
end;
End;
Adalah statement kondisi yang sederhana dan lebih mudah dalam percabanganyang banyak.begin statement end; adalah sebuah blok statement di dalam kondisi yang akan di kerjakan bila kondisi pada case benar. Di mana bila variable I lebih dari 3 maka akan tercetak salah memasukkan data anda Bila I Di Masukkan Angka 1 Maka Akan Tercetak masukkan biodata anda dan di masukkan 2 maka akan tercetak huruf perintah deret.dan di masukkan 3 maka akan tercetak perintah luas segitiga.
10. for a:=1 to 5 do
begin
for b:=1 to a do
begin
write(b,’ ‘);
end;
write(’1′);
writeln;
end;
for a:=5 downto 1 do
begin
for b:=1 to a do
begin
write(b,’ ‘);
end;
writeln;
end;
adalah sebuah looping di dalam looping di mana looping a di kerjakan bila looping b sudah selesai di kerjakan.
11. L:=(a*b)/2;
Adalah sebuah peroses pemberian nilai suatu variable. Di mana di minta variable l hasil kalih dari variable a ,b dan di bagi 2.perintah ini di gunakan untuk mencetak hasil luas segitiga.
12. Readln;
Untuk melihat isi program setelah program di jalankan
Hasil runnya adalah

kepemimpinan

Arti Kepemimpinan dan Manajemen Yang Fungsi Melaksanakan
 Kepemimpinan
Dalam praktek sehari-hari, seoring diartikan sama antara pemimpin dan
 kepemimpinan, padahal macam pengertian tersebut berbeda. Pemimpin kedua
 adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan
 atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
 Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan
 peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah dan
 berkembang. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif
 untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah
 ditetapkan lebih dahulu. Dewasa ini kebanyakan para ahli beranggapan bahwa
 setiap orang dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya dalam tingkat tertentu.
 Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik
 dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu, bawahan dipimpin dari
 bukan dengan jalan menyuruh atau mondorong dari belakang. Masalah yang selalu
 terdapat dalam membahas fungsi kepemimpinan adalah hubungan yang melembag
antara pemimpin dengan yang dipimpin menurut rules of the game yang telah
 disepakati bersama.
 Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik dari
 bawahannya tersebut melayani dia.Pemimpin memadukan kebutuhan dari
 bawahannya dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara
 keseluruhannya.
 Dari batasan kepemimpinan sebagaimana telah disebutkan di atas seorang
 dikatakan pemimpin apabila dia mernpunyai pengikut atau bawahan. Bawahan ini
 dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam
 mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
 Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung
 dalam kelompok anggota-anggota manajemen (manajement members). Ketiga
 tingkatan tersebut adalah :
 a. Manager puncak (Top Manager)
 b. Manajer menengah (Middle manager)
 c. Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)
 Seorang pemimpin mempunyai baik ketrampilan manajemen (managerial
 skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill). Semakin rendah kedudukan
 seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka keterampilan lebih menonjol
 dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini disebabkan karena aktivitas
 yang bersifat operasional.
 Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka
 semakin menonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang dijalankan adalah
 aktivitas bersifat konsepsional.
 Dengan perkataan lain semakin tinggi kedudukan seorang pamimpin dalam
 organisasi maka semakin dituntut dari padanya kemampuan berfikir secara
 konsepsional strategis dan makro.
 Di samping itu perlu dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan
 seseorang dalam organisasi maka ia semakin genoralist, sedang semakin rendah
 kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist.
 Dari uraian di atas jelaslah bahwa lebih mudah mengukur produktivitas
 pemimpin yang lebih rendah.
 B. Kepemimpinan Formal dan Kepemimpinan Informal
 Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan
 informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal
 melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang
 resmi yang ada pada diangkat dalam jabatan kepemimpinan.
 Polo kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur
 hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis
 merupakan jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang "sebenarnya" oleh
 bawahan.
 Penerimaan atas pimpinan formal masih harus diuji dalam praktek yang
 hasilnya akan terlihat dalam kehidupan organisasi apakah kepemimpinan formal
 tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan nyata
Kepemimpinan formal sering juga disebut dengan istilah headship.
 Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada pengangkatan. Jenis kepemimpinan
 ini tidak terlihat pada struktur organisasi.
 Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan
 penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang. Biasanya kepemimpinan
 informal didasarkan pada beberapa kriteria diantaranya adalah sebagai berikut :
 1. Kemampuan "memikat" hati orang lain.
 2. Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain.
 3. Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.
 4. Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-kegiatan
 operasional.
 5. Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimili ki oleh orang lain.
 Telah dikemukakan bahwa tidak ada pemimpin tanpa adanya pihak yang
 dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari persetujuan anggota organisasi yang
 secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin sejati mencapai status mereka karena
 pengakuan sukarela dari pihak yang dipimpin.
 Seorang pemimpin harus mencapai serta mampertahankan kepercayaan
 orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka seseorang dapat diberikan
 kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara otomatis membuatnya menjadi
 seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
 Di bawah ini akan dikemukakan perbedaan antara pemimpinan dengan non
 pemimpin.
 Pemimpin:
 1. Memberikan inspirasi kepada bawahan
 2. Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan
 3. Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
 4. Menerima kewajiban-kewajiban
 5. Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan.
 Non Pemimpinan :
 1. Memberikan dorongan kepada bawahan
 2. Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan
 3. Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman.
 4. Melimpahkan kewajiban kepada orang lain.
 5. Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat
 kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan.
Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya
 seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
 Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di
 antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut:
 1. Teori Genetie
 Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not
 made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena
 ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang
 ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk
 itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
 2. Teori Sosial
 Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make
 penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
 "Leaders are made and not born".
 Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
 menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
 3. Teori Ekologis
 Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
 sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
 menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakatbakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
 yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk
 mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
 Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori
 sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori
 kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam
 masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang
 menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
 Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat
 diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
 1. Tipe pemimpin otokratis
 2. Tipe pemimpin militoristis
 3. Tipe pemimpin paternalistis
 4. Tipe pemimpin karismatis
 5. Tipe pomimpin demokratis
 1. Tipe pemimpin demokratis
 Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu
 hak.
 Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
 a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
 b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
 c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
 d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
 menganggap dialah yang paling benar.
 e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal
 f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach)
 yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
 Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas
 dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe
 ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
 2. Tipe kepemimpinan militeristis
 Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
 pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi
 militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
 Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai
 berikut :
 a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai
 tujuan digunakan sebagai alat utama.
 b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan
 jabatannya.
 c. Sonang kepada formalitas yang berlebihan
 d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
 e. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
 f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
 Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe
 pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
 3. Tipe pemimpin fathernalistis
 Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat
 fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat
 kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang
 pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
 Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai
 berikut:
 a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
 b) Bersikap terlalu melindungi bawahan
 c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
 keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
 d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan
 inisyatif daya kreasi.
 e) Sering menganggap dirinya maha tau.
 Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
 diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin
 faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
 dipimpinnya.
 4. Tipe kepemimpinan karismatis
 Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebabsebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe
 pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya
 mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan
 5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
 Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
 dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe
 kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan
 dengan kepentingan individu.
 Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
 1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
 bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
 2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan
 kepentingan organisasi.
 3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
 4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan
 kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi
 daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
 5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
 6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
 7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
 8. Dan sebagainya.
 Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah
 bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
 ™ Syarat-syarat pemimpin yang baik
 Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai
 pemirnpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah
 diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat
 genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.
 Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus
 menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak
 ciri-ciri kepemimpinan.
 Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di
 antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
 a) Pendidikan umum yang luas.
 b) Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
 c) Kemampuan berkembang secara mental
 d) Ingin tahu
 e) Kemampuan analistis
 f) Memiliki daya ingat yang kuat
 g) Meh) Keterampilan berkomunikasi
 i) Keterampilan mendidik
 j) Personalitas dan objektivitas
 k) Pragmatismo
 l) Mempunyai naluri untuk prioritas
 m) Sederhana
 n) Berani
 o) Tegas dan sebagainya. mpunyai kapasitas integratif
referensi

DINAMIKA ORGANISASI

I.  Dinamika Konflik
• Pengertian Konflik
Kata ‘Konflik’ itu berasal dari bahasa Latin ‘Confligo’, yang terdiri dari dua kata, yakni
‘con’, yang berarti bersama-sama dan ‘fligo’, yang berarti pemogokan, penghancuran atau
peremukan.
Para ahli memberikan definisi yang berbeda tentang konflik, sesuai dengan sudut tinjauan
masing-masing. Berikut beberapa definisi konflik :
1) Sebagai Proses, Robbins (1994 : 451) menyebut konflik as a process in which an
effort is purposely made by A to offset the efforts of B by some form of
blocking that will result in frustrating B in attaining his or her goals or furthering
his or her interests.
2) Sebagai Pertentangan, pengertian DuBrin (1984 : 346), mengacu pada
pertentangan antar individu, kelompok atau organisasi yang dapat meningkatkan
ketegangan sebagai akibat yang saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.
3) Sebagai Perilaku, Tjosfold (dalam Champoux, 1996 : 295), memandang Konflik
dalam organisasi sebagai perilaku yg berlawanan dan bertentangan.
4) Sebagai Hubungan, Martinez dan Fule (2000 : 274) menyatakan konflik adalah
suatu hubungan yang terjadi antara dua orang, kelompok, organisasi maupun
golongan.
5) Sebagai Situasi, Nelson dan Quick (1997 : 178) melihat konflik sebagai suatu
situasi dimana tujuan, sikap, emosi dan tingkah laku yang bertentangan
menimbulkan oposisi dan sengketa antara dua kelompok atau lebih.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai pendapat di atas, ialah bahwa konflik adalah
suatu proses yang bermula dari konflik laten (terpendam). Jika tidak diselesaikan akan
berkembang dan membahayakan organisasi. Kemudian, Konflik juga adalah suatu perilaku
beroposisi. Artinya, orang yang terlibat konflik akan melakukan hal-hal yang menentang
atau menghalangi usaha lawan. Terakhir, Konflik adalah suatu hubungan yang selalu
terjadi pada setiap manusia selama dia melakukan hubungan.
• Mengapa Konflik..?
Secara umum karena ada perbedaan pendapat antara anggota, yang menimbulkan konflik.
Misalnya : perbedaan persepsi, perbedaan cara merealisasikan tujuan dan juga perbedaan
kepentingan.
• Konflik Organisasi
Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah perbedaan pendapat atau pertentangan
antara dua atau lebih individu-individu atau kelompok-kelompok atau unit-unit kerja
dalam organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber daya yang terbatas dalam aktivitas kerja dan kenyataan bahwa mereka memiliki
tujuan, nilai, persepsi, dan interes yang berbeda.
Untuk mencapai tujuan organisasi, tidak jarang terjadi perbedaan persepsi atau pandangan di
antara individu atau di antara kelompok individu dalam menerjemahkan misi organisasi sehingga
menimbulkan konflik
Konflik dalam organisasi ditandai dengan ciri-ciri;
1) terdapat perbedaan pendapat / petentangan antara individu atau kelompok,
2) terdapat perselisihan dalam mencapai tujuan disebabkan adanya perbedaan persepsi
dalam menafsirkan program organisasi,
3) terdapat pertentangan norma dan nilai-nilai individu atau kelompok,
4) adanya pertentangan sebagai akibat munculnya gagasan – gagasan baru dalam
mencapai tujuan organisasi secara efektif.
5) adanya sikap dan prilaku saling menghalangi pihak lain untuk memperoleh
kemenangan dalam memperebutkan sumber daya organisasi yang terbatas.

II. Jenis-jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu
konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik
antar kelompok dan konflik antar organisasi.
# Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya
terdapat hal-hal sebagai berikut:
1) Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
2) Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
3) Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan.
4) Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan
yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1) Konflik pendekatan-pendekatan,
Contoh: orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2) Konflik pendekatan – penghindaran,
Contoh: orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3) Konflik penghindaran-penghindaran
Contoh : orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan
negatif sekaligus.
# Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan
suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini
akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak
akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
# Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal ini seringkali
berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh
dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena
ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
# Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe
konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf,
pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
# Konflik antara organisasi. Sebagai contohnya seperti di bidang ekonomi dimana
Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini
biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis
baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
 
III. Sumber-sumber Konflik
Sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi
karena hal dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.

 IV. Strategi Penyelesaian Konflik
1) Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak
terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik
dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk
memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2) Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat
yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan
menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3) Kompetisi
Gunakan metode ini jika kita percaya bahwa kita memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika kita tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai kita. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa
jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4) Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan,
saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
5) Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja
yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.

 V. Motivasi
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang
dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang.
Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan,
keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003)
mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya:
(1) durasi kegiatan;
(2) frekuensi kegiatan;
(3) persistensi pada kegiatan;
(4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
(5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan;
(6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;
(7) tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan;
(8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

VI. Teori Motivasi
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, diantaranya :
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : lapar, haus, istirahat dan sex
(2) Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual
(3) Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
(4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan
(5) Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan seseorang
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut McClelland karakteristik orang
yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
(1) preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat;
(2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka
sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain.
(3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer
merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu :
E = Existence (kebutuhan akan eksistensi),
R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan
G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
# Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan
untuk memuaskannya;
# Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar
apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
# Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
# Pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena
menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif
yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
mungkin dicapainya.
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor”
dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
• Faktor Motivasional
Fakor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
intrinsic (bersumber dalam diri seseorang).Misal : pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
• Faktor Hygiene
Faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik
(bersumber dari luar diri), yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan seseorang.
Misal : status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan
atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan
yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi
dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan seseorang, apakah bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
• Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
• Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
• Bila itu tidak mungkin, kita menghapus kekecewaan dengan meng-undurkan diri
dari organisasi tsb.
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni :
1) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
2) tujuan-tujuan mengatur upaya;
3) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan
4) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teoriini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata
bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang
diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu
tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Di dalam teori ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang
menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai
konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan
perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan. Contoh yang
sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan
baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian
tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut
menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih
tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya,
misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin
bertambah, pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di
kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat
teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner.
Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku
pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada
waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi
perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui
dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
(a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri;
(b) harga diri;
(c) harapan pribadi;
(d) kebutuhaan;
(e) keinginan;
(f) kepuasan kerja;
(g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
(a) jenis dan sifat pekerjaan;
(b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung;
(c) organisasi tempat bekerja;
(d) situasi lingkungan pada umumnya;
(e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Komunikasi dalam ORGANISASI

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Organisasi dan komunikasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
  • Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
  • Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
  • Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
  • Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:     

  • kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan.
  • rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
  • divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
  • tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
  • disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
  • mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.

Selanjutnya, Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan sistem. Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian, atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability. Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan.
Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:
penentuan (enachment)à seleksi (selection)à penyimpanan (retention)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?”
Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.
Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).
Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu: lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan; siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada pengurangan ketidakjelasan.
2. Pendekatan budaya. Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.
3. Pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.
Bahasa adalah medium utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.
Manajer dapat menciptakan kesehatan organisasi dan nilai-nilai demokrasi dengan mengkoordinasikan partisipasi stakeholder dalam keputusan-keputusan korporat.

tipe dan Bentuk Struktur Organisasi

Tipe organisasi ada 4 macam yaitu :

1. Tipe organisasi garis atau line yaitu bentuk / struktur organisasi yang paling tua dan paling sederhana diciptakan oleh Henry Fayol.

Ciri-ciri tipe organisasi garis ini adalah

a.  Organisasi masih kecil
b. Jumlah karyawan sedikit
c. Spesialisasi kerja masih kecil

Keuntungannya adalah :
  • Mudah dimengerti dan dilaksanakan
  • Ada bagian kekuasaan dan tanggung jawab yang jelas
  • Merupakan jenis organisasi yang stabil
  • Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat
  • Solidaritas karyawan yang tinggi karenan saling mengenal

Kerugiannya adalah :
  • Seluruh orang terlalu bergantung pada satu orang
  • Bersifat otokratis dan dapat menjadi diktatoris
  • Kesempatan karyawan untuk berkembang sangat terbatas
  • Sulit dilaksanakan dalam suatu organisasi yang besar

1. Tipe organisasi Fungsional

Tipe ini diciptakan oleh F.W.Taylor . Dalam tipe ini ada pimpinan yang mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.

Keuntungan Tipe ini adalah :
  1. Dapat diperolejh manfaat yang sebesar-besarnya dari para ahli
  2. Ada koordinasi yang baik
  3. Memudahkan dalam pengawasan

Kerugian tipe ini adalah :
  1. Banyak mengeluarkan biaya tambahan
  2. Kekembaran kekuasaan dapat menimbulkan perselisihan / konflik
  3. Pandangan para pekerja yang merasa terlalu banyak atasan.

1. Tipe organisasi Garis dan Staf

Tipe ini merupakan gabungan dari tipe garis dan fungsional, sehingga menyebar struktur orgasnisasi tersebut.

2. Tipe Organisasi Fungsional dan Staf

Tipe ini adalah perpaduan antara tipe orrganisasi garis, fungsional dan staf.

TATA HUBUNGAN ATAU KOMUNIKASI KANTOR

Komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi sosial atau antar manusia yang menyampaikan ide-ide, gagasan, pendapat dan informasi dari seseorang kepada pihak lain. Komunikasi terdiri dari 5 unsur yaitu :

1. comunicator atau orang yang menyampaikan informasi.
2. comunican atau orang yang menerima informasi
3. message atau pesan / informasi
4. Saluran atau alat/media yang dipakai untuk menyampikan informassi
5. umpan balik

Chanen / Saluran ada tiga ( 3 ) yaitu :

1. Sederhana seperti surat, pengumuman dll.
2. Semi sederhana seperti telepon, televisi dll
3. Canggih seperti Siklus internet

CARA DAN ALAT YANG DAPAT DIPERGUNAKAN UNTUK KOMUNIKASI

1. wawancara
2. rapat kerja
3. konferensi / pertemuan
4. pembicaraan lewat telepon
5. melalui mas media
6. melalui media elektronik
7. surat edaran, papan pengumuman, plakat, laporantahunan, surat
8. siklus internet

KOMUNIKASI KANTOR YANG BERSIFAT KEDALAM

Komunikasi kantor yang bersifat kedalam dapat dibedakan dua macam yaitu :

1. Hubungan tegak / vertikal

Prosed penyampaian suatu informasi dari pihak pimpinankepada bawahannya atau dari bawahan kepada pimpinan.

2. Hubungan datar / horizontal

Hubungan antara para pejabat atau para bawahan pada tingkat atau jenjang yang sederajat.

6 AZAS YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT LAPORAN TERTULIS DENGAN BAIK.

1. Jelas : yang ditulis secara ringkas dengan bhasa yang baik dan mudah dibaca.

2. ketetapan : Laporan harus tetap memperbincangkan bidang permasalahan yang ditentukan dan tidak boleh menyimpang.

3. Kelengkapan : Laporan sebaiknya harus lengkapdari semua segi yang perlu disampaikan

4. Tepat waktu : Laporan harus disampaikan tepat pada waktu yang ditentukan

5. kemungkinan penyelarasan :Laporan yang baik mengakui timbulnya pandangan-pandangn yang berbeda terhadap permasalahan yang dilaporkan.

6. Minat : laporan yang baik hendaknya bersih dari perkataan-perkataan yang tidak berguna. Sehingga dapat menimbulkan minat dan mempertahankan perhatian pembacanya.

HUBUNGAN KELUAR DENGAN MASYARAKAT ATAU

HUMAN RELATION

Pada umumnya hubungan ini dilakukan dengan instansi-instansi pemerintah atau lembaga-lembaga sosial atau pemakai jasa konsumen dan rakyat secara umum.

PEDOMAN UNTUK MELAKUKAN USAHA-USAHA PUBLIK RELATION.

* Hubungan masyarakat selalu didasarkan atas pelaksanan tugas pokok oleh organisasi tersebut

* Rencanakanlah hubungan dengan dengan sebaik baiknya untuk mensukseskan tujuan organisasi tersebut.

* Hubungan masyarakat hendaknya diperkuat dengan mendapat penghargaan masyarakat.

* Keluhan-keluhan atau komplain dari orang-orang betapapun kecilnya bagi organisasi hendaknya diperhatikan sepenuhnya dan mengusahakan tindakan perbaikan.

* Jika ada saran-saran dari masyarakat untuk kebaikan atau kesempurnaanhendaknya diterima dengan sikap terbuka.

PENATAAN RUANG KANTOR

Ada 2 perumusan tentang defenisi tata ruang kantor yaitu :

1. Penataan kantor sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia.

2. Penataan kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan penggunaan secara terperinci dari sebuah ruang untuk penggunaan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang sehemat-hematnya.

Contoh penataan ruang yang buruk

Contoh Penataan kantor yang baik

PEDOMAN DALAM MENYUSUN TATA RUANG KANTOR

1. Pekerjaan dikantor dalam proses pelaksanaan dapat menempuh jalan terpendek.
2. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secar lancar.
3. Segenap ruang dipergunakan secara efisien
4. pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung dengan baik
5. pihak luar yang datang ke kantor tersebut mendapat kesan yang baik tentang kantor tersebut.
6. Susunan tempat kerja dapat diubah sewaktu-waktu diperlukan.

AZAS-AZAS PENATAAN RUANG KANTOR YANG BAIK

1. Azas jarak terpendek yaitu suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek-pendeknya.

2. Azas rangkaian kerja yaitu menempatkan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan-urutan penyelesaian pekerjaan .

3. azas penggunaansegenap ruang yaitu mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada termasuk ruang yang vertikal keatas maupun kebawah.

4. Azas perubahan susunan tempat kerja yaitu terjadinya pengubahan tata ruang kantor tersebut.
1. Functional Organization Structure, yakni struktur organisasi dimana pembagian divisinya berdasarkan fungsinya masing-masing. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang tipe ini :
o Fokus pada pembagian tugas berdasarkan fungsi bagiannya masing2
o Komunikasinya menggunakan bottom-top communication sehingga control atasan terhadap bawahan lebih mudah, sederhana, dan tidak berulang2
o Masing2 bagian cenderung hanya fokus pada bidang kerja masing2 dan komunikasi antar bagian cenderung kurang terbuka
o Pergerakan dan komunikasi tiap2 bagian masih tersekat2
o Biasanya ditemukan pada organisasi2 yang memproduksi barang

:: Functional Organization Structure ::
2. Project/Divisional Organization Structure, yakni struktur organisasi dimana pembagian divisinya berdasarkan proyek/kegiatan yang sedang dijalankan. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang tipe ini :
o Fokus pada pembagian berdasarkan proyek yang sedang dikerjakan
o Masing2 kegiatan proyek mempunyai struktur sendiri, mulai dari pemimpin proyek sampai divisi2nya
o Komunikasi di dalam proyek lebih terkendali dan fungsi pengawasan pemimpin proyek terhadap proyeknya juga mudah
o Dibutuhkan lebih banyak SDA untuk masing2 proyek
o Ada kemudahan dalam memasukkan konsultan luar (outsourcing) dalam pengerjaan proyek
o Setiap karyawan dituntut untuk mempunyai rasa tanggung jawab dan inisiatif yang tinggi
o Kurang cocok untuk organisasi yang membutuhkan banyak proses administrasi dan birokrasi

:: Project/Divisional Organization Structure ::
3. Matrix Organization Structure, yakni struktur organisasi gabungan dari Functional dan Projectized Structure Organization. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang tipe ini :
o Terdapat pembagian berdasarkan proyek/kegiatan yang sedang dijalankan
o Namun tetap menggunakan SDA dari tiap divisi yang kesemuanya secara bersama-sama menangani semua proyek
o Pemanfaatan SDA-nya efisien karena anggota mempunyai pekerjaan yang tetap walau proyek telah selesai
o Komunikasi dan sharing antar divisi lebih baik dibandingkan dengan tipe fungsional
o Ada keterlibatan stakeholder yang kuat
o Pembagian SDA harus jelas untuk setiap proyeknya, jangan sampai terjadi “rebutan SDA”
o Setiap anggota berkecimpung di setiap proyek yang ada, sehingga komunikasi mereka terhadap setiap atasannya yang notabene lebih dari satu bisa jadi membingungkan
o Ada tiga sub dari tipe ini, diantaranya :
 Weak Matrix =§> peran Manajer Proyek kuat, peran Manajer Fungsional lemah. Manajer Fungsional hanya sebagai penyedia SDA yang ada.
 Balanced Matrix =§> peran Manajer Proyek dan Manajer Fungsional setara.
 Strong Matrix =§> peran Manajer Proyek lemah, peran Manajer Fungsional kuat. Manjer Proyek hanya sebagai koordinator proyek.

:: Matrix Organization Structure ::



• Bentuk Organisasi Garis
Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
1. Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
3. Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
1. Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
• Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
1. Pembidangan tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
1. Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2. Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
• Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kebaikannya;
1. Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
2. Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
3. Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
1. Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2. Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.
• Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas